BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

30 Desember 2009

Harapan Tahun 2010

RIBUAH HARI AKU LEWATI SELAMA 17 TAHIN INI.
AKU INGIN BERUBAH!
TAHON DEPAN AKU SUDAH DIANGGAP DEWASA, MENJADI PRIBADI MANDIRI DAN PENUH TANGGUNGJAWAB.

APA YANG BELUM AKU WUJUDKAN DI TAHON INI, HARUS AKU WUJUDKAN DI TAHON DEPAN!!
TITIK DAN GA BOLEH BERUBAH.

AKU INGIN MENJADI SOSOK YANG MENYENANGKAN.
BISA DI TERIMA DI MANAPUN TANPA HAL NEGATIVE DARI DIRIKU
MEMPUNYAI PEKERJAAN YANG AKU INGINKAN.
BERUBAH UNTUK BISA MENJADI SEORANG YANG BERPRESTASI.
AKU INGIN MEMBAHAGIAKAN ORANG TUAKU.
AKU INGIN PUNYA MASA DEPAN YANG BAIK.
DAN AKU INGIN SEMUA ITU DAPAT TERWUJUD UNTUK TAHON DEPAN.

19 Desember 2009

Palsu

Mungkin benar menjadi manusia palsu
membatu n' menjadi tuli
tak bergerak tak melawan
hanya diam n' seolah menerima

asing,
merasuk n' melebur dlm diriku
tertanam kuat dlm bagian terkecil otak kiriku
membuat semua pandangan berubah

memang harus yakin pada satu tiang
yg kokoh n' tak bercabang
bisa kau jadikan pedoman arah
apalagi sandaran hidup palsumu

aah sangat bodoh
percaya dg satu manusia palsu
bahkan manusia itu bukan tuhan
sangat bodoh

benang kehidupan sangat rumit tuk diluruskan
salah dari awal
tak mungkin benar saat kematian
n' jg tak mungkin diam di tengah jalan

berfikirlah bahwa memang manusia hanya palsu
tak mungkin jd satu dg diriku
aku egois,tak mau peduli
biar
karena ini adalah dunia palsu

semuanya palsu
hidup,manusia,mati dan membisu
palsu oleh waktu
yang tak pernah kembali
mengulang tuk jd kebenaran

Palsu

Mungkin benar menjadi manusia palsu
membatu n' menjadi tuli
tak bergerak tak melawan
hanya diam n' seolah menerima

asing,
merasuk n' melebur dlm diriku
tertanam kuat dlm bagian terkecil otak kiriku
membuat semua pandangan berubah

memang harus yakin pada satu tiang
yg kokoh n' tak bercabang
bisa kau jadikan pedoman arah
apalagi sandaran hidup palsumu

aah sangat bodoh
percaya dg satu manusia palsu
bahkan manusia itu bukan tuhan
sangat bodoh

benang kehidupan sangat rumit tuk diluruskan
salah dari awal
tak mungkin benar saat kematian
n' jg tak mungkin diam di tengah jalan

berfikirlah bahwa memang manusia hanya palsu
tak mungkin jd satu dg diriku
aku egois,tak mau peduli
biar
karena ini adalah dunia palsu

semuanya palsu
hidup,manusia,mati dan membisu
palsu oleh waktu
yang tak pernah kembali
mengulang tuk jd kebenaran

16 Desember 2009

AKU MENJEMPUT


Mataku berdarah, kau tersenyum
Hidungku berdarah, kau tersenyum
Kupingku berdarah, kau tersenyum
Mulutku berdarah, kau tersenyum

Dadaku berdarah, kau tersenyum
Punggungku berdarah, kau tersenyum
Perutku berdarah, kau tersenyum

Lenganku berdarah, kau tersenyum
Telapak tanganku berdarah, kau tersenyum

Kakiku berdarah, kau tersenyum
Telapak kakiku berdarah, kau tersenyum

Aku mati, kau tertawa

Matamu berdarah, aku menangis
Hidungmu berdarah, aku menangis
Kupingmu berdarah, aku menangis
Mulutmu berdarah, aku menangis

Dadamu berdarah, aku menangis
Punggungmu berdarah, aku menangis
Perutmu berdarah, aku menangis

Lenganmu berdarah, aku menangis
Telapak tanganmu berdarah, aku menangis

Kakamu berdarah, aku menangis
Telapak kakimu berdarah, aku menangis

Kau mati, aku menjemput

10 Desember 2009

Emosiku

Sebenarnya apa yang aku inginkan?
aku sudah menemui berbagai macam probel hidup, tapi aku tak sedikitpun terketuk untuk berubah. apa aku harus benar-benar berubah??
sebenarnya banyak kemaksiatan yang masih ingin aku rasakan. tapi aku takut untuk benar -benar melakukan itu smua...
aku hanya ingin merasakan...mencoba...dan mengetahiu hasilnya, APAKAH AKU MASIH NORMAL????

akupun menyadari bahwa itu bukan hanya karena diriku, faktor lain mendukungku untuk tetap berbuat dijalanku. faktor itu adalah "mereka" dan teknologi. aku benar benar terlena dengan teknologi yang aku miliki saat ini yang dapat menyirami kemaksiatanku. membuat ku semakin terlena dan tak mau sadar pada jalan yang benar. "mereka"pun juga mendukung langkahku dalam merengguk kemaksiatan ini. mereka yang tak tahu tapi mengerti semua hal adalah guru yang menjerumuskan niat ini semakin dalam. dan apakah aku salah??
untuk tetap pada jalan hidupku yang begitu pelik untuk sekedarkau lihat.

AKU MUNAFIK!!!!
yang tak mau mengakui kesalahan dan selalu menyalahkan orang lain.

jadi kata ini adalah satu ungkapan jiwa yang benar benar ingin ku katakan :

AKU MINTA MAAF, KARENA AKU BELUM BISA BERUBAH DAN AKU HANYA MANUSIA MUNAFIK YANG TERSELUBUNG DALAM KAIN SUCI TIPIS IMANKU. SALAHKAN SAJA AKU, KARENA MEMANG AKU SALAH UNTUK MENGAMBIL JALAN INI. JA;AN KENIKMATAN DUNIA TANPA AKHIRAT......

03 Desember 2009

Manfaat Minum Susu Untuk Menurunkan Resiko Kanker Payudara

Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik. Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang tinggi. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif lengkap.

Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, seperti keju, es krim, dan yogurt.

Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada kelompok yang menyatakan bahwa mengonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi kesehatan, terutama penyakit vaskular seperti penyempitan pembuluh darah. Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-rata per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.

Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di Norwegia mendukung hal itu.

Hjartäker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer, membuktikan bahwa mengonsumi tiga gelas atau lebih susu setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.

Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka meneliti 48.844 wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan mengirimkan formulir riwayat konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun waktu tersebut, tim Hjartäker menemukan 317 kasus penderita kanker payudara.

Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu berarti bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.

08 November 2009

Arti Kehidupan

ada
apakah arti kehidupan ini…
pernah kucari arti cinta sejati
namun yang kutemui hanyalah mimpi..
suatu mimpi kosong yang tak bertepi
apakah salah hati ini
ingin memiliki sebuah cinta sejati..
apakah arti sebuah persahabatan sejati
apakah itu juga sebuah mimpi..?
jika benar,
apalah arti semua ini..
sudah banyak hari kujalani
tanpa suatu tujuan yang pasti…
semua seakan hanyalah ilusi..
ilusi yang tiada memiliki arti
namun akhirnya satu hal kusadarihanya
Tuhan yang sungguh mengerti,
tentang semua arti kehidupan ini..
kekosongan hati ini
tidak lagi diisi dengan benci..
tak ada yang lebih murni
dari kesucian cinta ilahi...

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana

Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *


*dikutip dari Aku ingin mencintaimu dengan sederhana karya Sapardi Djoko Damono.

MARIO TEGUH berkata...


03 November 2009

hal yang aku inginkan

dalam aku menatap apa yang sebenarnya aku inginkan?
dalam hidup aku tak pernah sekalipun mangatakan secara terang-terangan apa yang aku inginkan.
hidup ataupun mati ku siapa yang peduli?
semua hanya bicara masalah mereka sendiri walau ternyata kita dalam serumah!!!

memandang sekitar hanya terlihat abu-abu.
memandang kedalam tambah gelap.
aku tak tahu harus melangkah kemana dan harus percaya pada siapa....

siapa kah yang sebenarnnya menjadi panutanku saat ini...
TUHAN????

aku ingin membuat suatu kehidupan yang bisa aku atur sendiri dalam hidup ini...
tapi apakah aku bisa melakukan ini?
aku hanya sebatas tulang kecil tak berotot untuk melawan dan meminta semuanya....

siapa dan kemana aku harus mencari sesuatu yang aku inginkan?????

28 Oktober 2009

hidup untuk animasi

tiga tahun kami mengambil ilmu dari SMKN 1 Purwosari, tak ubahnya kami disana hanya sebagai formalitas untuk sekolah ini. kami memang mendapatkan pelajaran yang menjadi kewajiban bapak ibu guru disana untuk mengajar, tapi yang sesungguhnya kami rasakan bukan hanya untk itu kami bersekolah di sana.

untuk itu, kami merasaberhutang budi pada seorang alumnus yang dengan suka rela mengajarkan kami bagaimana cara membuat animasi yang baik. dia bisa dibilang sebagai orang yang menjebloskan kami pada dunia animasi yang sampai saat ini kami ingin hidup untuknya.

tiga tahun ini kami telah mendapat banyak pengalaman di dunia animasi. juara 1, 2 bahkan ga dapat juarapun pernah kita alami. ya mungkin paling banyak kita ga dpt juara, hehehe.
tahun ini animasi SMK N1 Purwosari masuk dalam 3 besar nominasi CAMS AWARD 2009. wah beruntung banget tuh, udah lama kita ga dapat juara... en sayang nya... kita malah ga dapet dukungan apapun dari sekolah yang "gede" neh....bikin emosi muncak juga seh,, tapi ya apa boleh buat kan?? animasi must go on.........

udah deh,,, yang namanya udah "kecemplung" en basah sekalian ajah "nyebur". lah moga ajah taon-taon depan animasi di sekulah yang gede, maha agung neh gag keputus di angkatan kita.... amin!!!

24 Oktober 2009

menanti sebuah jawaban

aku mengerti apa yang namanya hidup
aku juga mengerti kenapa kita harus hidup
aku makin mengertio kenapa aku harus bertahan hidup

namanya juga hidup
bernafas, melihat, mendengar...
bicara....

semua itu aku lakuin setiap hari,
setiap waktu,
setiap saat...

tapi kenapa aku masih bersikap
seolah-olah mati????
apakah memang aku telah mati???

mati rasa,
hati,
perasaan,
jiwa.....

bantu aku untuk keluar dari semua beban hidup ini,
karena aku butuh seseorang yang mengerti aku dengan hidupku.....

14 September 2009

pergantian....

dimana aku berdiri disitu akan ada sebuah keajaiban.
kau tahu apa yg menjadi keajaiban itu???
sesuatu yang paling indah dari semua yang pernah kau lihat......
pengalaman......

aku melalui banyak pengalaman yang berarti,
melalui sesuatu yang belum pernah orang lain lalui.
dan itu menyakitkan jika kau alami sendiri.

aku memiliki teman yang sangat support aku
keluarga yang selalu ada buat aku
dan terutama musuhku yang selalu membuat hari-hari ku kian berarti.

ga ada mereka
hidupku ga akan jalan seperti ini.
monotone dan selalu bikin pusing.

tapi inilah hidup,
kadang bosen,
seneng,
kesel,
bete,
bahagia,
merasa sempurna,
dan
merasa selalu di atas.

thanks god vor all.

13 Agustus 2009

dan kini.....

terlalu cepat untukku dan semua yang terjadi pada ku saat ini....
mendengar melihat dan merasakan...
aku telah mengalami banyak hal,,,,

setelah hari itu,,aku memutuskan untuk tetep hidup.
melanjutkan apa yang telah aku lakukan,
dan kulakukan itu semua hanya karena ...
mereka.

dan kau lihat ????
aku hidup
aku masih bernafas
dan hanya untuk mereka

terima kasih untuk anonim,,
terima kasih untuk dr. Albert
terima kasih untuk mbak cicik
dam terima kasih untuk "mereka"......
multimedia 3........

30 April 2009

apa aku sanggup??

aku merasa sama sekali tak berguna.
aku ingin membantu tapi tak satupun yang sanggup aku kerjakan
aku ingin berkorban tapi tak ada sesuatupun yang pantas ku korbankan

apakah aku ini munafik?
yang mengincar kebahagiaan saja?
tapi apakah aku juga salah kalau aku memang menginginkan itu?

aku tak pernah menginginkan semuanya
aku hanya ingin hidup dengan segala kesehatan yang didapat orang lin yang sehat.

aku gak sanggup menanggung semua penyakit ini sendiri.
aku butuh seseorang yang mengerti ku bukan untuk sementara
aku butuh orang yang tak hanya menginginkan sesuatu dariku
tapi aku ingin orang yang percaya padaku dan mengerti posisiku.

bukankah itu hanya sebuah permintaan yang tak muluk2?

tuhan memang menggariskan hidupku seperti ini
tapi apakah aku hanya bisa menerima tanpa bernego dengan tuhan?
untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam hidupku.

semua yang memenuhi hidupku
adalah sebuah khayalan yang aku ciptakan dalam anganku

"aku sungguh tak berniat menyakiti siapapun didekatku
dan karena itu..... aku benar2 minta maap pada
1. tuhan, yang telah kuhianati
2. orangtuaku, yang telah membimbingku tapi tak pernah kupedulikan, aku benar2 sayang kalian
3. teman 2 ku, yang telah aku repoti dengan segala urusanku.terutama pada hari ini tgl30 april '09 aku minta maap pada anak2 animasi.aku g' bisa bantu banyak
4. semua yang mengenalku.....aku minta maap"